Tuesday, April 28, 2015

Pohon Keramat "Istana Kerajaan Tuyul" di Klaten

Pohon Keramat "Istana Kerajaan Tuyul" di Klaten - Suatu pohon keramat tua “Pohon Ketos”. Walau letaknya yang jauh, seputar 12 km. dari Klaten, tak menyurutkan kemauan beberapa peziarah untuk bertandang serta mencari barokah di pohon ketos itu. Pohon itu dikelilingi oleh tembok pagar denSuatu pohon keramat tua “Pohon Ketos” diprediksikan telah berumur seputar 500 th. di di dukuh Mbero, Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dipercaya menaruh suatu misteri yang diakui bahwa pohon itu sudah jadi kerajaan tuyul. Konon menurut narasi turun temurun, pohon ketos itu yaitu jelmaan dari raga Eyang Bandho yang terlepas dari sukmanya. Eyang Bandho yaitu salah satu cucu Prabu Jayabaya. Sampai saat ini banyak warga yang berkunjung ke pohon keramat itu mencari barokah.

http://ilmupesugihan.com/Walau letaknya yang jauh, seputar 12 km. dari Klaten, tak menyurutkan kemauan beberapa peziarah untuk bertandang sertgan berpintu gapura. Pohon keramat yang tuturnya cuma bisa dikunjungi oleh beberapa orang yang berkepribadian sopan serta sehat jasmani rohani itu dijaga oleh seseorang juru kunci yang umumnya akrab disapa Mbah Kardikem. Seseorang wanita berusia kurang lebih 75 th. itu adalah juru kunci penerus dari ibunya yang juga juru kunci generasi pada awal mulanya.
Siapapun yang mungkin mau memperoleh pesugihan dengan pelihara tuyul dari pohon keramat itu, jadi diharuskan meminta ijin juru kunci terlebih dulu. " Beberapa orang terkabulkan hajatnya sesudah berkunjung ke pohon ketos itu, Memanglah paling mudah untuk memperoleh tuyul yaitu disini, " ngendikane (dalam bhs Indonesia “kata”) Mbah Kardikem.


http://solusi-asmara.com/Mbak Kardikem sendiri mengakui tidak paham dengan cara pasti mulai sejak kapan pohon ketos itu ada. Dalam ingatannya pohon itu ada mulai sejak ia masih tetap kecil bahkan juga mungkin saja saat sebelum lahir. Menurut narasi turun alami penurunan di daerah itu, pohon ketos yang dikeamtakan itu yaitu titisan dari Eyang Bandho. Saat sukma Eyang Bondho lepas dari raganya, mendadak raga itu jadi pohon ketos. Eyang Bondho salah satu cucu dari Prabu Jayabaya, Kediri.

Di hari-hari spesifik, Eyang Bondho kerap memperlihatkan diri, beliau berupa 'rakit' dalam bhs jawa dimaksud “gethek”. Gethek ini biasayanya digunakan untuk menyeberangi sungai di seputar tempat itu. Lantaran biasanya memperlihatkan diri, Eyang Bondho lalu memperoleh julukan 'Gethek Bero' oleh orang-orang setempat.

Masih tetap menurut Orang-orang, beritanya bentuk dari Pohon ketos ini tidak pernah sekalipun beralih, memiliki bentuk terus serta masih tetap seperti itu mulai sejak beberapa ratus th. lantas sampai saat ini. Tidak seorangpun yang berani mengambil apa pun disitu meskipun Hanya daun serta rantingnya sekalipun tidak ada berani. Dalam kepercayaan orang-orang setempat, jika ada orang yang berani mengambil apa pun dari pohon itu jadi nasib jelek bakal menerpa orang itu.

Pernah ada pengalaman seseorang warga yg tidak berniat mengambil ranting dari pohon keramat itu serta di buat jadi kayu bakar untuk memasak, tetapi aneh bin ajaib, kayu itu tak terbakar sedikitpun. Kuncen “Mbah Kardikem” menyampaikan, Bahwa Pohon Ketos itu cuma tumbuh hanya satu di klaten.

Terdapat banyak prasyarat yang perlu dipenuhi oleh si peminta pesugihan. Yakni sesaji 7 malam Jumat berturut-turut. Sesaji itu berbentuk kembang setaman, pisang raja, teh manis, gecko (garang asem). Lalu ditutup dengan kendurian. Tiap-tiap malam Jumat Kliwon serta Sabtu pastinya pohon itu ramai didatangi warga dari beragam daerah bahkan juga dari Jawa Barat, Banten, Bandung serta Cirebon.

Terdapat banyak pantangan yang tidak bisa dilanggar, diantaranya tidak bisa berlaku kasar serta emosional sepanjang 7 Jumat. Tiap-tiap peziarah, diperbolehkan masuk kompleks pohon, namun tak bisa menuai sembarang daun. Yakin tidak yakin, warga di seputar juga tak ada yang berani menuai daun dari pohon yang dikeramatkan itu.
diprediksikan telah berumur seputar 500 th. di di dukuh Mbero, Palar, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, dipercaya menaruh suatu misteri yang diakui bahwa pohon itu sudah jadi kerajaan tuyul. Konon menurut narasi turun temurun, pohon ketos itu yaitu jelmaan dari raga Eyang Bandho yang terlepas dari sukmanya. Eyang Bandho yaitu salah satu cucu Prabu Jayabaya. Sampai saat ini banyak warga yang berkunjung ke pohon keramat itu mencari barokah.

5 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete